Kamis, 16 Juni 2016

Waktu





Waktu 






Dia mendengar lantunan lagu itu, ya itu adalah lagu yang begitu familiar bagi dirinya. Dia pikir sepenuhnya telah berlalu, semuanya. Dan dia tak memikirkan hal itu lagi. Tapi ternyata dia salah, dia benar-benar tak mengerti, otaknya mengatakan bahwa Ia baik-baik saja. Tapi tidak dengan hatinya yang ternyata berkata lain.
Dia masih ingat semuanya, dengan jelas. Semuanya, bahkan setiap detail dari simpanan memori yang selama ia tutup rapat. Semuanya hancur hanya dengan, satu pukulan telak. Tembok yang dia bangun untuk menutupi semuanya.

Sekarang Dia tertegun menatap piano itu, pandangannya mulai tidak jelas, matanya terasa panas. Ia terpaku berdiri disana, butuh waktu baginya untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Dia mulai kembali mendapatkan kontrol atas dirinya.
Dia mulai sadar, bahwa semua orang di ruangan mulai mengarahkan pandangan mereka pada dirinya. Dia melihat mereka, dengan pandangan, kenapa? Dia mencoba sebaik mungkin untuk tidak menarik perhatian mereka lebih lanjut. Tapi dia gagal. Dia memilih keluar dari ruangan itu menghindari tatapan semua orang.

Setelah menutup pintu dibelakangnya, Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia baik-baik saja. Tapi sekali lagi, dia gagal. Dia mencari tempat sepi untuk menghindari semua orang. Dia mengarah ke lorong tangga darurat, Ia duduk di salah satu anak tangga. Ia meraba dadanya, tempat semua rasa sakit ini berasal.
Sudah bertahun-tahun berlalu dan Ia pikir Ia telah melupakan semuanya, tapi dia salah
Yang jelas dia sekarang, mungkin waktu telah berputar, bumi juga masih terus berputar, kehidupan masih terus berlanjut, bahkan ketika sekarang Dia telah jauh berubah, telah jauh meninggalkan masa lalunya, tapi dalam satu hentakan saja ia harus menghadapi satu kenyataan yang baru saja menghantamnya. 
Bahwa, dia, dirinya, yang begitu sukses sekarang, dan memiliki keberuntungan yang ingin dimiliki oleh semua orang di dunia ini.
Ternyata, harus menyadari bahwa selama ini Ia tak pernah melangkah dari ”dirinya” lima tahun yang lalu. Sama sekali.

Dan disinilah dia sekarang. Terperangkap dalam kenyataan yang selalu dia coba hindari.


Tidak ada komentar: