Waktu
Dia
mendengar lantunan lagu itu, ya itu adalah lagu yang begitu familiar bagi
dirinya. Dia pikir sepenuhnya telah berlalu, semuanya. Dan dia tak memikirkan
hal itu lagi. Tapi ternyata dia salah, dia benar-benar tak mengerti, otaknya
mengatakan bahwa Ia baik-baik saja. Tapi tidak dengan hatinya yang ternyata
berkata lain.
Dia
masih ingat semuanya, dengan jelas. Semuanya, bahkan setiap detail dari
simpanan memori yang selama ia tutup rapat. Semuanya hancur hanya dengan, satu
pukulan telak. Tembok yang dia bangun untuk menutupi semuanya.
Sekarang
Dia tertegun menatap piano itu, pandangannya mulai tidak jelas, matanya terasa
panas. Ia terpaku berdiri disana, butuh waktu baginya untuk menyadari apa yang
sedang terjadi. Dia mulai kembali mendapatkan kontrol atas dirinya.
Dia
mulai sadar, bahwa semua orang di ruangan mulai mengarahkan pandangan mereka
pada dirinya. Dia melihat mereka, dengan pandangan, kenapa? Dia mencoba sebaik mungkin untuk tidak menarik perhatian
mereka lebih lanjut. Tapi dia gagal. Dia memilih keluar dari ruangan itu
menghindari tatapan semua orang.
Setelah
menutup pintu dibelakangnya, Dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia baik-baik
saja. Tapi sekali lagi, dia gagal. Dia mencari tempat sepi untuk menghindari
semua orang. Dia mengarah ke lorong tangga darurat, Ia duduk di salah satu anak
tangga. Ia meraba dadanya, tempat semua rasa sakit ini berasal.
Sudah
bertahun-tahun berlalu dan Ia pikir Ia telah melupakan semuanya, tapi dia salah
Yang
jelas dia sekarang, mungkin waktu telah berputar, bumi juga masih terus
berputar, kehidupan masih terus berlanjut, bahkan ketika sekarang Dia telah
jauh berubah, telah jauh meninggalkan masa lalunya, tapi dalam satu hentakan
saja ia harus menghadapi satu kenyataan yang baru saja menghantamnya.
Bahwa,
dia, dirinya, yang begitu sukses sekarang, dan memiliki keberuntungan yang
ingin dimiliki oleh semua orang di dunia ini.
Ternyata,
harus menyadari bahwa selama ini Ia tak pernah melangkah dari ”dirinya” lima
tahun yang lalu. Sama sekali.
Dan
disinilah dia sekarang. Terperangkap dalam kenyataan yang selalu dia coba
hindari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar